Skema deportasi Rwanda RISHI Sunak AKAN dibawa ke Mahkamah Agung setelah rencana tersebut dinyatakan ilegal bulan lalu.
Dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan skema tersebut, perdana menteri akan mengerahkan segalanya untuk memerangi pengacara sayap kiri dan badan amal sehingga penerbangan akhirnya dapat meninggalkan landasan.
Dalam perintah pengadilan yang disampaikan pada hari Kamis, Pengadilan Tinggi memberikan izin kepada Pemerintah untuk menantang keputusan mereka di Mahkamah Agung.
Hal ini terjadi setelah Pengadilan Banding bulan lalu menganggap Rwanda sebagai negara yang “tidak aman” dan oleh karena itu tidak cocok sebagai tujuan migran ilegal.
Sir Geoffrey Vos dan Lord Justice Underhill berpendapat bahwa “kekurangan” dalam sistem suaka di negara tersebut berarti ada “risiko nyata” bagi para migran untuk dipulangkan ke negara asal mereka.
Namun Ketua Hakim Agung tidak menyetujuinya.
Menteri Dalam Negeri Suella Braverman menyambut baik keputusan banding tersebut.
Ia berkata: “Kita memerlukan solusi inovatif, seperti Kemitraan Migrasi, untuk menghentikan perahu-perahu tersebut, mematahkan model bisnis geng penyelundup manusia, dan mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut di Selat Inggris.
“Saya benar-benar yakin kebijakan ini sah dan baik Pengadilan Tinggi maupun Pengadilan Banding sepakat bahwa pemukiman kembali pencari suaka ke negara ketiga yang aman dapat dilakukan sesuai dengan Konvensi Pengungsi.”


Mengomentari keputusan tersebut, Sunak mengatakan: “Meskipun saya menghormati pengadilan, saya pada dasarnya tidak setuju dengan kesimpulan mereka.”
Dia berargumen bahwa pemerintah Rwanda telah “memberikan jaminan yang diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada risiko nyata bahwa pencari suaka… akan dipulangkan ke negara ketiga secara tidak sah”.
Pemerintah Rwanda juga mengkritik keputusan pengadilan tersebut, dan mengakui bahwa klaim tersebut “tidak aman”.
Yolande Makolo, juru bicara negara Afrika Timur, mengatakan: “Rwanda adalah salah satu negara teraman di dunia dan kami telah diakui oleh UNHCR dan lembaga internasional lainnya atas perlakuan kami yang patut dicontoh terhadap pengungsi.
“Rwanda tetap berkomitmen penuh untuk mewujudkan kemitraan ini.
“Sistem migrasi global yang rusak gagal melindungi kelompok rentan, memberdayakan kelompok penyelundup kriminal dengan korban jiwa yang tidak dapat diukur.
“Ketika para migran tiba, kami akan menyambut mereka dan menawarkan dukungan yang mereka butuhkan untuk membangun kehidupan baru di Rwanda.”
Braverman mengatakan skema Rwanda adalah kunci bagi pemerintah untuk menghentikan misi kapal tersebut.
Ancaman deportasi ke negara Afrika Timur diyakini akan menghalangi migran ilegal melakukan perjalanan berbahaya melintasi saluran tersebut.